Sisingamangaraja
XII menjadi raja saat berusia 19 tahun, pada waktu itu seluruh Sumatera sudah
dikuasai Belanda kecuali Aceh dan tanah Batak. Tahun 1837, kolonialis Belanda
memadamkan “Perang Paderi” dan mencaplok
daerah Batak sehingga Tanah Batak terpecah menjadi dua bagian, yaitu
daerah-daerah yang telah direbut Belanda dan yang belum berhasil dikuasai oleh
Belanda dan tetap diakui Belanda sebagai Tanah Batak yang merdeka. Namun kian
lama Belanda semakin maju merebut daerah Batak yang merdeka. Raja Sisingamangaraja
XII cepat bertindak, Beliau segera mengambil langkah-langkah konsolidasi dan
mengambil keputusan untuk ber perang terhadap Belanda , menjalin kerjasama
Batak dan Aceh untuk sama-sama melawan Belanda , namun Zending Agama tidak
diganggu.Beliau menentang Belanda namun tidak anti Agama.
Pada tanggal 12
Agustus 1883, Bakara, tempat Istana dan Markas Besar Sisingamangaraja XII
berhasil direbut oleh pasukan Belanda. Sisingamangaraja XII mengundurkan diri
ke Dairi bersama keluarganya dan pasukannya yang setia, juga
Panglima-panglimanya yang terdiri dari suku Aceh dan lain-lain.Raja makin
terdesak apalagi pada waktu itu terjadi letusan Gunung Krakatau .
Sisingamangaraja XII berusaha melakukan konsolidasi memperluas front
perlawanan. Beliau berkunjung ke Asahan, Tanah Karo dan Simalungun, tetapi
Belanda terus mendatangkan bala bantuan dari Batavia, Fort De Kok, Sibolga dan
Aceh. Barisan Marsuse juga didatangkan bahkan para tawanan dari Jawa untuk
menjadi umpan peluru dan tameng pasukan Belanda . Bahkan regu pencari jejak
dari Senegal (Afrika), juga didatangkan untuk mencari persembunyian
Sisingamangaraja XII.
Tahun 1907,
pasukan Belanda mengepung Sisingamangaraja XII. Tetapi Sisingamangaraja XII
tidak bersedia menyerah. Boru Sagala,( Isteri Sisingamangaraja XII) ,
putra-putrinya, dan Ibunda Sisingamangaraja XII ditangkap pasukan Belanda, juga
Raja Buntal dan Pangkilim Boru Situmorang . Sedangkan Sisingamangaraja XII
sendiri gugur oleh peluru Marsuse Belanda di pinggir kali Aek Sibulbulon, di
suatu desa yang namanya Si Onom Hudon, di perbatasan Kabupaten Tapanuli Utara
dan Kabupaten Dairi yang sekarang 17 Juni 1907.Sebelum Beliau gugur, pernah
penjajah Belanda menawarkan untuk dijadikan Raja Tanah Batak dan berdamai Asal saja
bersedia takluk kepada kekuasaan Belanda. Patriotismenya digoda berat tapi Raja
Sisingamangaraja XII tegas menolak. Ia berpendirian, lebih baik berkalang tanah
daripada hidup di peraduan penjajah.Tiga puluh delapan tahun kemudian, penjajah
betul-betul angkat kaki dari Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945,
kemerdekaan Indonesia diproklamirkan Sukarno-Hatta. semangat patriotismenya,
jiwa pengabdian dan pengorbanannya yang sangat luhur serta pelayanannya kepada
rakyat yang sangat agung, kecintaannya kepada Bangsa dan Tanah Airnya serta
kepada kemerdekaan yang begitu besar, perlu diwariskan kepada generasi penerus
bangsa Indonesia.
Demikianlah, tanpa kenal menyerah, tanpa mau berunding dengan penjajah, tanpa pernah ditawan, gigih, ulet, militan, Raja Sisingamangaraja XII selama 30 tahun, selama tiga dekade, telah berjuang tanpa pamrih dengan semangat dan kecintaannya kepada tanah air dan kepada kemerdekaannya yang tidak bertara.Itulah yang dinamakan “Semangat Juang Sisingamangaraja XII”, yang perlu diwarisi seluruh bangsa Indonesia, terutama generasi muda.Sisingamangaraja XII benar-benar patriot sejati. Beliau tidak bersedia menjual tanah air untuk kesenangan pribadi.Pada tahun 1979, dibangun monumen Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII di kota Medan yang diresmikan oleh Presiden umtuk menghormati jasanya dan diberi gelar pahlawan nasional.
Demikianlah, tanpa kenal menyerah, tanpa mau berunding dengan penjajah, tanpa pernah ditawan, gigih, ulet, militan, Raja Sisingamangaraja XII selama 30 tahun, selama tiga dekade, telah berjuang tanpa pamrih dengan semangat dan kecintaannya kepada tanah air dan kepada kemerdekaannya yang tidak bertara.Itulah yang dinamakan “Semangat Juang Sisingamangaraja XII”, yang perlu diwarisi seluruh bangsa Indonesia, terutama generasi muda.Sisingamangaraja XII benar-benar patriot sejati. Beliau tidak bersedia menjual tanah air untuk kesenangan pribadi.Pada tahun 1979, dibangun monumen Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII di kota Medan yang diresmikan oleh Presiden umtuk menghormati jasanya dan diberi gelar pahlawan nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar